BANDUNG, derapguru.com – Sekolah-sekolah swasta awalnya menjadi satuan pendidikan yang paling banyak menerapkan Kurikulum Merdeka dalam pembelajarannya. Kendati demikian, setelah dua tahun berjalan, jumlah sekolah negeri dan sekolah swasta yang menerapkan mulai berimbang.
Data menarik tersebut disampaikan Plt Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran Kemendikbudristek Zulfikri, saat ditemui dalam sebuah acara di Bandung Barat, Minggu 21 Mei 2023.
“Pada awal-awal mungkin lebih banyak swasta, mungkin negeri masih beradaptasi, seiring waktu secara merata negeri dan swasta berimbang,” tandas Zulkifli.
Lebih lanjut Zulkifli menuturkan, sampai saat ini jumlah sekolah yang telah menerapkan Kurikulum Merdeka mencapai kisaran 80 persen. Zulkifli pun menekankan, angka 80 persen pemakai Kurikulum Merdeka tersebut gabungan antara sekolah negeri dan sekolah swasta di seluruh Indonesia.
“Saat ini hampir 80 persen sekolah se-Indonesia sudah menerapkan kurikulum merdeka secara sukarela. Itu tergantung pada kesiapan sekolah tersebut,” tandas Zulfikri.
Sekolah yang menerapkan Kurikulum Merdeka ini, lanjut Zulfikri, adalah sekolah yang telah menjalankan kurikulum ini sesuai dengan kesiapannya baik itu mandiri belajar, mandiri berubah, atau mandiri berbagi. Secara prinsip, kurikulum ini masih bersifat pilihan, sekolah yang siap boleh menerapkannya, sedangkan yang belum siap boleh menggunakan Kurikulum 2013.
“Namun itu tetap pilihan, tetap belum diwajibkan semuanya, tetap bertahap sebetulnya, jadi kami tetap kawal sekolah-sekolah ini karena prinsipnya paham dulu siap dulu dan kurikulum merdeka ini disesuaikan dengan kesiapan satuan pendidikan jadi tidak pukul rata semuanya,” ucapnya.
Kendati demikian, lanjut Zulkifli, pada tahun 2024 mendatang, kemendikbudristek berencana menerapakan Kurikulum Merdeka sebagai kurikulum nasional. Artinya, Kurikulum Merdeka akan wajib digunakan secara menyeluruh pada sekolah-sekolah di Indonesia. (za)