BALI, derapguru.com – Menteri Kesehatan Budi G Sadikin menyampaikan bahwa perkembangan kasus gangguan ginjal akut di Indonesia mengalami penurunan, pemberhentian pengedaran obat sirup yang mengandung etilen glikol dan dietilen glikol menjadi pendorong turunnya kasus tersebut.
Meski mengalami penurunan tapi Budi tidak menyampaikan secara pasti berapa jumlah angka penurunannya.
“Yang mau saya sampaikan, begitu kita setop peredaran sirupnya, itu bisa menurunkan secara drastis insiden pasien yang masuk,” ujar Budi Gunadi di sela-sela acara ‘G20 2nd Health Ministers Meeting’ di Hotel Intercontinental Bali Resort.
“Seperti di RSCM tuh, yang biasa setiap hari (pasien gagal ginjal akut) masuk, sekarang jadi tidak (ada) lagi. Dan di RSUP Sanglah yang masuk, sekarang tidak terima (pasien lagi).”
Data Dari Kemenkes pada 26 Oktober lalu,angka kasus gangguan ginjal akut tembus mencapai 269 jiwa yang tersebar di 27 provinsi, Jakarta menjadi provinsi dengan kasus gangguan ginjal akut terbanyak yang mencapai 57 kasus dengan perincian 27 meninggalkan,23 dalam perawatan dan 7 sembuh
Tidak hanya Kemenkes BPOM juga terus melakukan penelusuran data terkait obat jenis sirup dan drops.hasil penelusuran terdapat 133 jenis sirup yang tidak menggunakan Propilen Glikol, Polietilen Glikol, Sorbitol, dan/atau Gliserin/Gliserol sehingga aman digunakan sepanjang sesuai aturan pakai telah diumumkan pada 23 Oktober 2022.
Update informasi terbaru sejumlah 65 obat sirup hasil penelusuran menunjukkan tidak adanya kandungan 4 pelarut,yakni propilen glikol,polietilen glikol, sorbitol dan gliserin yang berarti aman untuk digunakan.
Sebagai informasi, Propilen Glikol merupakan senyawa yang banyak digunakan sebagai campuran obat yang mempunyai fungsi melarutkan zat-zat yang tidak stabil atau tidak larut dalam air begitu juga dengan polietilen glikol.
Sorbitol merupakan jenis pemanis yang biasa di temui pada permen karet bebas gula dan obat gliserin sering ditemukan sebagai laksatif atau pelancar buang air besar pada sembelit. (Royan Ibagaza/za)