SEMARANG, derapguru.com – Kalangan industri sering mengeluhkan softskill anak-anak SMK saat mereka magang, training, maupun bekerja. Apabila mereka sudah bergabung dengan dunia industri, soft skillnya dikeluhkan tapi kalau dalam hard skill yang terkait dengan keterampilan, mereka busa.
Informasi tersebut disampaikan oleh Kepala Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi Bidang Bangunan dan Listrik (BBPPMPV BBL) Kemendikbudristek, Rasoki Lubis, di sela-sela kegiatan seminar “Konsep dan Praktik Baik Implementasi Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila di SMK”, Jumat 4 November 2022.
“Saya mengingatkan kita semua agar betul-betul mengarahkan, mengupayakan, agar peningkatan kompetensi siswa-siswa kita di SMK dapat berjalan seimbang antara kompetensi yang bersifat hard skill dan kompetensi yang bersifat soft skill,” tutur Rasoki.
Lebih lanjut, Rasoki menuturkan, kalo hard skill yang bersifat keterampilan, kita sudah sama-sama memahami bahwa keterampilan anak SMK kita perkembangannya luar biasa. Tapi perkara soft skill yang terkait dengan sikap ingin tahu, kolaborasi, komunikasi dan beberapa sikap lainnya banyak menjadi keluhan dunia industri.
Hal lain yang perlu dicermati, lanju Rasoki, adalah perkembangan teknologi yang semakin cepat. Teknologi baru belum sempat kita masukkan dan pelajari di bangku sekolah, tiba-tiba sudah muncul teknologi baru lagi sebagai pengembangan. Untuk hal semacam ini, sekolah sangat kesulitan untuk mengakomodir dan mengakselerasikan pelajaran dengan perkembangan teknologi.
“Agar perkembangan-perkembangan teknologi itu bisa diikuti dan dikuasai, kita perlu membangun kompetensi siswa yang bersifat soft skill. Kemampuan-kemampuan yang bersifat soft skill ini merupakan bagian-bagian penting dari muatan program Pelajar Pancasila,” tutur Rasoki. (za)