SEMARANG, derapguru.com – Pembina YPLP PT PGRI, Dr Muhdi, berpesan pada pengelola yayasan dan para pimpinan Univeritas PGRI Semarang, supaya bila berani menerima, maka harus berani meluluskan. Selanjutnya, bila berani meluluskan, maka harus bisa untuk mencari pengganti, supaya kehidupan di kampus tercapai keseimbangan.
“Beberapa hari lalu, kita baru saja menyambut mahasiswa baru. Dan hari ini, kita melepas mahasiswa dalam wisuda. Saya kira ini mekanisme yang bagus. Ada yang datang, ada yang pergi. Saya berpesan pada Bu Rektor, bila berani menerima harus berani meluluskan. Lulusnya juga jangan lama-lama,” kata Dr Muhdi disambut tepuk tangan meriah saat memberi sambutan dalam ‘Wisuda Ke-72 UPGRIS’ di Balairung UPGRIS, Sabtu 24 September 2022.
Baca Pula: Rektor UPGRIS: Memetik Buah dari Segenap Jerih Payah
Dr Muhdi menuturkan, masa kelulusan mahasiswa dalam program studi akan membawa dampak pada akreditasi sebuah program studi. Semakin lama masa lulus mahasiswanya, maka akan semakin rendah poin akreditasinya. Informasi seperti ini juga perlu diketahui oleh mahasiswa.
“Jadi, jangan dikira kalau kalian lulusnya lama, tidak ada pengaruhnya terhadap kami. Oleh karena itu, bila ada dosen yang agak sulit, langsung ngomong saja, tolong saya jangan disulit-sulit, kasihan prodi nanti akreditasinya turun,” kata Dr Muhdi disambut senyuman dan tawa kecil para hadirin.
Baca Pula: Wisuda Bukan Berarti Perjuangan Usai
Lebih lanjut, Dr Muhdi menuturkan, bahwa saat ini dirinya sedang terlibat aktif dalam lembaga akreditasi kampus dengan menjabat sebagai Direktur Pengembangan dan Evaluasi Lembaga Akreditasi Mandiri Pendidikan (LAMDIK). LAMDIK adalah Lembaga Akreditasi Mandiri Kependidikan yang memiliki tugas untuk melakukan proses Akreditasi untuk Program Studi (PS) di Bidang Kependidikan di Indonesia.
“Negeri dan swasta posisinya sama. Tidak pembedaan dalam proses akreditasi LAMDIK ini,” tandas Muhdi. (za)