JAKARTA, derapguru.com – Fakta-fakta Tragedi Kajuruhan terus digali Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF). Siapa pihak yang paling bertanggung jawab atas peristiwa tragis meninggal dan terlukanya masih ditimbang.
TGIPF mengaku dari berbagai pihak yang diperiksa, PSSI menjadi lembaga yang paling sulit untuk dikorek fakta-faktanya. Posisi PSSI berada di bawah FIFA sehingga ada regulasi yang kadang dimasuki oleh tim. Ini yang menjadikan sulit untuk memeriksanya.
“Karena gini, PSSI itu terikat kepada FIFA. Terkadang kita mau melakukan tindakan di lapangan terhadap PSSI, itu oleh FIFA enggak boleh. Ada aturannya. Oleh sebab itu, saya katakan tim independen ini akan menemukan fakta, mengemukakan fakta, adapun tindakan-tindakannya nanti ya diatur dengan FIFA, gitu,” kata Mahfud MD menjelaskan.
Menurut PSSI, lanjut Mahfud, aturan FIFA memiliki kedudukan lebih tinggi dari pemerintah dalam masalah sepak bola sehingga pemerintah tidak bisa leluasa dalam menentukan kebijakan bagi PSSI. Jadi, PSSI ini selalu berlindung dalam tameng FIFA.
“Sudah berulang kali kita ketahui kalo PSSI kerap kali membuat kesalahan-kesalahan seperti ini, banyak korban, banyak kerusuhan, tim investigasi selama ini dibuat oleh PSSI, tapi mana?? Ga ada tindak lanjutnya kan sampai sekarang?” Ujar Mahfud MD
Oleh sebab itulah, lanjut Mahfud, tim investigasi kali ini akan dia pimpin langsung agar fakta terungkap secara mendetail sehingga masyarakat tahu. “Kita tahu lah, PSSI itu seperti pasar, berjual-beli, sejak dulu itu. Kalau mau ditindak, selalu bilang ‘Lho kita ndak tunduk sama peraturan pemerintah, kami ini di bawah FIFA’. Selalu begitu. Nah sekarang kita buka aja ke rakyat, ini yang terjadi,” pungkas Mahfud.
Adapun sejauh ini, sudah ada 6 tersangka yang sudah ditetapkan oleh kepolisian atas Tragedi kanjuruhan. Salah satunya adalah direktur PT LIB Akhmad Hadian Lukita sebagai penyelenggara kompetisi. PT LIB dianggap kurang bertanggung jawab dan lalai dalam melakukan kelayakan stadion sebelum pertandingan. (Royan Ibagaza/za)