SRAGEN, derapguru.com — Guru saat ini adalah generasi yang dididik dengan ilmu masa lalu, tapi mereka harus mendidik generasi masa kini yang akan hidup di masa mendatang. Oleh karena itu, para guru harus mampu memprediksi dan memproyeksi ilmu-ilmu apa saja yang masih relevan dan bermanfaat untuk masa mendatang.
Hal tersebut disampaikan Ketua PGRI Jateng, Dr H Muhdi SH MHum, dalam acara Halal Bihalal Keluarga Besar PGRI Se-Solo Raya yang dipusatkan di Kantor PGRI Kabupaten Sragen, Selasa 7 Mei 2024.
“Kendati demikian, tidak semua hal bisa diprediksi dengan tepat. Bisa jadi apa-apa yang terlihat relevan saat ini, ke depannya malah tidak lagi bisa digunakan,” tandas Dr Muhdi.
Inilah yang menyebabkan, lanjut Dr Muhdi, kompetensi keilmuan tidak lagi yang utama, karena ilmu bisa-bisa saja kadaluarsa di masa mendatang. Oleh karena itulah, yang dibutuhkan saat ini bukan lagi kompetensi, melainkan kapasitas.
“Guru harus bisa mengubah mindset. Yang perlu dibentuk dalam diri siswa saat ini adalah capacity, bukan lagi competency. Maka guru harus benar-benar bisa meningkatkan kapasitas siswa sebagai modal untuk menghadapi masa depan,” urai Dr Muhdi.
Dr Muhdi menambahkan, kata kunci keberhasilan pendidikan di masa mendatang terletak di tangan para guru. Oleh karena itu, para guru harus bertransformasi dari yang semula menjadi center of knowlodge menjadi facilitator of knowledge.
“Guru harus sadar betul, bahwa dirinya bukan satu-satunya sumber ilmu. Adanya internet, membuat semua informasi begitu mudah diakses. Guru bukan lagi center, tapi fasilitator,” tandasnya. (za/wis)