Agenda: Seminar 120 Doktor FPBS UPGRIS Reporter: Tim Redaksi
SEMARANG, derapguru.com – Rata-rata manusia di dunia menghabiskan waktu untuk surfing di internet mencapai kisaran 6 jam 53 menit per hari. Angka ini diambil dari rata-rata aktivis manusia di seluruh dunia dan angka ini bergerak fluktuatif pada masing-masing negara.
“Kadang kita terkaget-kaget, kalau kita melihat laporan dari We Are Social dan Hootsuite, dari 7,98 miliar orang di seluruh dunia, 5 miliar di antaranya menggunakan internet untuk berbagai keperluan,” urai Rektor UPGRIS Dr Sri Suciati dalam acara Seminar 120 Doktor Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni (FPBS) yang digelar di Seminar Room Lantai 6 Menara Kampus 4 UPGRIS, Sabtu 22 Juli 2023.
Dr Sri Suciati menambahkan, dari 5 miliar pengguna internet tersebut, sebanyak 92,4 persen menggunakan ponsel yang terkoneksi dengan internet. Oleh karena itulah, saat ini dapat dipastikan sebagian besar orang memiliki ponsel untuk mendukung kehidupannya.
“Dari sejumlah itu (5 miliar, red) sebanyak 92,4 persen menggunakan ponsel secara online. Maka bisa kita perhatikan di sini semua nggak ada yang tidak punya ponsel,” tandas Dr Sri Suciati.
Lebih lanjut Dr Sri Suciati menambahkan, begitu pentingnya posisi ponsel sampai-sampai orang ketinggalan dompet pun tidak masalah, asal masih ada ponsel di tangan. Pasalnya, semua aktivitas transaksi ekonomi sebagian besar sudah dapat diselesaikan secara virtual yang terkoneksi dalam aplikasi ponsel.
“Maka sekarang ini, kalau orang ketinggalan dompet, itu kecil, tidak masalah. Yang penting hapenya tetap ada di tangan. Butuh uang tinggal pakai hape, nggak perlu dompet lagi,” urai Dr Sri Suciati.
Kendati demikian, Dr Sri Suciati mengingatkan supaya dapat melakukan intropeksi diri dengan panjangnya durasi dalam penggunaan internet. Intropeksi ini perlu dilakukan mengingat fakta menyebutkan durasi panjang penggunaan internet ini ternyata lebih banyak digunakan untuk aktivitas sosial.
“Untuk berhubungan keluarga atau teman (aktivitas sosial, red) mencapai kisaran 47,5 persen, mengisi waktu luang atau mencari hiburan mencapai 36,6 persen, dan mencari informasi atau membaca berita sebanyak 34,8 persen, mencari artikel/video 27,8 persen, mencari inspirasi untuk belanja, dan mencari produk yang ada diskon mencapai 26,6 persen,” tadas Dr Sri Suciati.
Komunikasi Efektif
Sementara itu, Dekan FPBS UPGRIS, Dr Ngasbun Egar MPd, yang menyampaikan materi “Startegi Komunkasi Efektif di Medsos” menuturkan bahwa agar sukses dan efektif berkomunikasi di medsos memerlukan beberapa strategi khusus. Strategi khusus tersebut terbagi dalam tiga bagian, yakni (1) message strategy: what to say; (2) creative strategy: how to say; dan (3) media strategy: which media.
Dr Ngasbun menambahkan, untuk bisa menarik perhatian khalayak serta memenangkan pertarungan dalam Search Engine Optimization (SEO), diperlukan penataan langkah-langkah yang jitu. Langkah tersebut antara lain mementukan tujuan yang jelas, mengenali audiens yang diajak berinteraksi, memilik platform yang tepat, membuat bank konten, mengidentifikasi keyword dan tagar, dan membuat jadwal upload konten.
“Selain itu juga perlu menyiapkan alat/aplikasi pendukung media sosial seperti bit.ly untuk memperpendek tautan, Hootsuite untuk perencanaan dan penjadwalan posting. Diperlukan pula audit media sosial atau mempelajari sistem analytic medsosnya. Dan, selalu mengawasi kompetitior dan membuat produk berkualitas lebih baik dari produk kompetitor,” tandas Dr Ngasbun Egar.
Sosmed Marketing
Wakil Dekan II FPBS, Dr Dyah Nugrahani MPd, yang menyampaikan materi “Sosial Media Marketing” menyampaikan bahwa mendia sosial memberikan banyak manfaat untuk bidang bisnis. Salah satu manfaat terbesar adalah menjangkau pelanggan di mana saja dan kapan saja. Dengan media sosial, setiap orang membuat konten menarik dan membagikannya kepasa netizen dalam hitungan detik.
Secara khusus, Dr Dyah Nugrahani menyinggung penggunaan media sosial instagram untuk proses marketing produk. Instagram merupakan salah satu media sosial yang menggunakan influencer dalam proses marketing. Instagram juga menjadi salah satu tempat untuk mencari produk baru yang sedang viral.
“Dengan menggunakan instagram pelaku pasar bisa bekomunikasi dengan sesama produsen, pelanggan, dan atau calon pembeli. Instagram juga dapat dijadikan sebagai online shop karena fitur dalam instagram terutama terkait foto sangat menarik. Instagram juga dilengkapi dengan fitur-fitur yang disukai banyak orang, khususnya remaja,” tandas Dr Dyah Nugrahani. (za)